
Oleh : drg. Stella Listyani
Karies atau gigi berlubang adalah penyakit gigi dan mulut yang paling sering ditemukan pada anak-anak. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Riset Kesehatan Dasar (RISKEDA, 2007) menunjukkan bahwa prevalensi karies pada anak sekolah dasar mencapai 69 % dan hanya 27,4% yang mendapat perawatan.
Saat melakukan pemeriksaan di sekolah dasar, seringkali saya melakukan percakapan sebagai berikut :
Dentist : “De, gigi kamu berlubang..nanti ditambal yah, biar giginya ga sakit dan bisa dipakai makan lagi”
Anak : “ Kata mami tidak usah ditambal dok, soalnya nanti juga tumbuh gigi baru..lagian ke dokter gigi takut dok, takut disuntik.”
Ya, beginilah fenomena yang sekarang terjadi. Pemikiran orang tua yang salah tentang gigi susu dan cara pandang orang tua yang salah ditanamkan pada anak sejak dini. Hal ini menyebabkan anak-anak tidak peduli tentang kesehatan giginya sendiri, karena menurut mereka, gigi susu tidaklah penting karena akan digantikan oleh gigi yang baru. Benarkah demikian?
Gigi susu sebenarnya mempunyai peranan yang penting. Gigi susu mempunyai fungsi yang cukup vital untuk membantu pengunyahan, bicara dan berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan rahang. Gigi anak yang rusak, bahkan kadang-kadang terihat hanya sisa akar akan membuat anak-anak malas makan dan mengunyah, proses bicarapun kadang-kadang terganggu untuk huruf-huruf tertentu (cadel). Gigi yang berlubang, jika sudah terlalu dalam akan menyebabkan rasa sakit. Proses pengunyahan juga menjadi kurang baik. Sedangkan, pada usia anak-anak, pertumbuhan dan perkembangan mereka sedang aktif, termasuk rahang. Sehingga mereka membutuhkan asupan nutrisi yang baik untuk membantu pertumbuhan mereka. Asupan nutrisi yang kurang baik, membuat pertumbuhan dan perkembangan rahang menjadi kurang maksimal. Hal ini dapat menyebabkan gigi-gigi tetap yang akan tumbuh kekurangan ruangan, sehingga dapat menyebabkan gigi berjejal.
Sebaiknya, gigi susu dirawat dan dipertahankan karena gigi susu berfungsi sebagai panduan untuk pertumbuhan gigi tetapnya. Pada keadaan normal, gigi susu akan lepas digantikan oleh gigi tetap di posisi yang seharusnya. Jika gigi anak berlubang/ rusak/ bahkan hilang sebelum waktunya, gigi-gigi sebelahnya akan bergeser ke tempat yang kosong. Hal ini mengakibatkan gigi tetap yang tumbuh akan kekurangan ruangan dan kehilangan panduan untuk tumbuh. Akibatnya, gigi tetapnya akan tumbuh di tempat yang salah. Hal ini dapat menyebabkan posisi gigi berjejal atau acak-acakan.
Jika gigi anak sudah terlanjur atau rusak, apakah yang harus dilakukan? Pertama-tama, ubahlah pikiran dan cara pandang orang tua yang melihat gigi susu adalah gigi yang tidak penting. Gigi susu merupakan cikal bakal tumbuhnya gigi tetap, oleh karena itu, gigi ini sangat penting peranannya, terutama gigi geraham susu, karena gigi pengganti tumbuhnya masih lama (sekitar umur 9-11 tahun). Kedua, ajaklah anak anda ke dokter gigi dan jangan menakuti anak-anak dengan menjadikan dokter gigi atau suntikan menjadi ancaman. Tanamkan pada anak, “DOKTER GIGI ADALAH SAHABAT ANAK-ANAK.“ Dokter gigi akan menambal dan merawat gigi anak-anak yang berlubang supaya dapat bertahan sampai gigi penggantinya tumbuh. Dengan demikian, gigi anak-anak pun dapat dipergunakan dengan maksimal.